Thursday 7 June 2012

Pasangan Posesif, Karir Pun Kandas (True Story)

Julian Cholse



Memiliki pasangan yang perhatian dan protektif di satu sisi membuat kita merasa bahwa ia tak ingin kehilangan kita. Bisa pula diartikan bahwa itu adalah bentuk dari rasa sayangnya. Namun bagaimana sikap yang ditunjukannya itu berlebihan. Sikap seperti ini bisa dikatakan pasangan kita seorang yang posesif. Sepanjang posesif pasangan tidak membuat kita kesal atau tidak nyaman, mungkin masih bisa kita maklumi.

Ilustrasi Posesif
Sikap posesif pasangan yang berlebihan justru bisa mengakibatkan hubungan menjadi tidak harmonis. Apalagi bila posesif yang ditunjukannya membuat kita merasa terkekang, tidak dipercaya dan selalu dicurigai. Apalagi gara-gara sikap posesif pasangan, berujung pada kandasnya karir. Hal ini tentu akan sangat merugikan kedua pihak.

Berikut ini adalah kisah rekan suami saya di kantor. Suami saya bekerja sebagai Credit Officer di sebuah bank ternama. Rekan suami saya, sebut saja Nia, ia bekerja di bagian marketing. Di sebuah bank, hubungan antara marketing dengan para Credit Officer memang tidak bisa dipisahkan. Bila melakukan survey untuk melihat kelayakan nasabah yang akan diberikan kredit, otomatis mereka akan seringkali pergi bersama mengunjungi tempat usaha nasabah.

Suami Nia, Reno ternyata seorang yang over posesif. Ia sebenarnya tahu persis profesi istrinya yang selalu keluar kantor untuk mengunjungi nasabah. Entah mengapa Reno selalu saja curiga bila istrinya pergi keluar kantor bersama rekan kerjanya. Bila HP Nia tidak bisa dihubungi, Reno selalu datang ke kantor untuk mengecek keberadaan Nia. Bukan hanya sekali Reno bersikap seperti itu.

Yang lebih memuakkan adalah saat Reno ke kantor Nia mendapati istrinya tak berada di kantor, Reno langsung marah-marah dengan rekan-rekan Nia yang lain. Otomatis kemarahan Reno membuat geger seisi kantor. Bisa kita bayangkan ada orang lain yang mendadak marah tidak jelas kepada orang di kantor. Sikap posesif Reno sudah sangat keterlaluan mencurigai istrinya sendiri.

Entah apa yang ada di pikiran Reno. Kecurigaannya yang sungguh berlebihan membuat rekan-rekan Nia tidak menyukainya. Reno menanyakan dengan siapa Nia pergi, berapa nomor HP rekan yang pergi bersama Nia. Kemudian Reno menghubungi rekan Nia itu.

Kamis lalu Reno datang ke kantor Nia dengan ulah yang sama. Saat itu suami Reno kembali bertanya dengan siapa Nia pergi. Saat itu Nia memang sedang pergi bersama Ahmad. Reno langsung menghubungi HP Ahmad.

Sesampai di kantor Ahmad menceritakan tentang kegelisahan hati Nia. Nia merasa malu akan sikap posesif suaminya. Ahmad yang merasa dicurigai suami Nia merasa tidak nyaman dengan perlakuan Reno. Saking kesalnya Ahmad berkomentar “keterlaluan banget sih posesif suaminya Nia. Cemburu buta gak jelas. Emangnya gue ngapain sama istrinya. Mending kalo istrinya secantik artis. Masih cantikan juga pacar gue!”

Esok harinya Nia tidak masuk kantor. Menurut informasi dari boss Nia, Nia akan segera mengundurkan diri dari pekerjaannya. Nia menceritakan keinginannya untuk berhenti bekerja sambil sesenggukan menangis. Alasan terbesar Nia berhenti bekerja karena ia merasa sangat malu dengan perlakuan suaminya di kantor. Selain itu, Nia merasa terkekang bila terus menerus menghadapi sifat posesif suaminya yang sudah sangat berlebihan.

Sungguh sangat disayangkan, hanya karena sifat posesif suaminya, Nia harus kehilangan pekerjaannya. Ketakutan dan kekhawatiran Reno bila Nia berselingkuh bila terlalu sering keluar kantor bersama dengan rekan kerjanya. Demi menjaga hati suaminya, dengan berat hati Nia akhirnya memilih mengakhiri karirnya.

Hubungan suami istri seperti Reno dan Nia bisa dikatakan tidak sehat. Hubungan yang sehat ditandai sikap saling menghormati kebebasan pribadi pasangan namun tetap dalam koridor komitmen yang sehat.

Bagaimana hubungan anda dengan pasangan anda? Apakah pasangan anda seringkali menunjukkan sikap mengekang, mencurigai, membatasi ruang gerak anda? Bila itu yang terjadi bisa dipastikan pasangan anda memiliki sifat posesif yang berlebihan.

Dari Times of India, ciri-ciri pasangan yang memiliki sikap posesif antara lain selalu ingin mengetahui keberadaan anda, menghubungi anda berkali-kali, selalu membatasi ruang gerak anda dan selalu mengatur segala urusan anda.

Sikap over posesif tentunya membuat kita merasa tidak nyaman. Justru akan sangat mengganggu. Apalagi bila ia juga mengusik urusan pekerjaan kita di kantor. Bisa sangat dimaklumi kegalauan hati Nia menghadapi suaminya yang overprotective terhadapnya. Mungkin karena suami Nia tak ingin bila istrinya tercinta berdekatan dengan pria lain sekalipun orang itu adalah rekan kerja istrinya.
Perilaku Reno bisa dikatagorikan sebagai sikap posesif yang berbahaya karena ia telah mendominasi, mengontrol pasangan secara berlebihan bahkan mencurigai orang-orang yang berada di sekitar pasangannya.

Dalam artikel “Signs To Look For in an Abusive Personality”, yang ditulis oleh mantan agen FBI, Alan C. Brantley, pasangan yang posesif cenderung selalu mengajukan pertanyaan detil pada pasangannya. Jawaban yang menurutnya tidak memuaskan, akan dengan mudah memicu cemburu buta. Brantley juga mengingatkan bahwa kecemburuan ekstrim dapat memancing pasangan untuk mulai memata-matai anda.

Menurut Brantley, sebagian besar orang yang posesif, merasa rendah diri, karena itu mudah tersinggung atau kesal. Ia juga sangat tidak bisa mendengar kritikan, mudah tersinggung dan amarahnya pun meledak-ledak. Pasangan yang posesif akan mencoba mengalihkan masalah atau menyalahkan orang ke orang lain, termasuk anda.

Kata orang, cemburu itu tandanya sayang. Cemburu itu berarti si dia cinta dan tak ingin kehilangan kita. Tapi bila cemburunya sudah membutakan akal sehat dan mengarah kepada over posesif dan over protective, bukannya kita merasa senang dan bahagia justru akan merasakan sebaliknya, merasa terkekang dan tidak nyaman.

Memiliki pasangan seperti ini sangat dibutuhkan rasa pengertian yang tinggi. Anda bisa membangun komunikasi intensif dengannya. Yakinkah dirinya bahwa hati dan cinta anda hanya untuknya. Ingatkan kembali tujuan komitmen pernikahan anda untuk saling menjaga hubungan dengan sikap dewasa. Hal ini demi agar kedua pihak merasakan kenyamanan menjalani hubungan. Jangan sampai karena sikap posesifnya membatasi ruang gerak anda bahkan menghancurkan karir anda.

By : EllaZulaeha

4 comments:

Anonymous said...

asemmmmmmmmmmmmmm,,,wuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Julian Cholse said...

wkwkwkkwkwkwkwkwkkwkw................. Piyeeee???????

Anonymous said...

hahahahaha......pengalaman orang tua :(( jadi sedih kalok inget ceritanya T.T


Kita punya hak kebebasan, dan ga ada satupun orang yang boleh merampasnya!!


I love this stroy so much

Julian Cholse said...

Hahahhahah ia itu pgalaman orang tua yang mengaharukan. kata orang tua belajarlah dari pengalaman orang lainnn..... wkwkkwkwkwk

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse