Friday, 26 November 2010

Komunikasi Bisnis

Julian Cholse

Bahan Tes final Kombis silahkan download disini, file disimpan dalam format .Zip silahkan ekstrak.

Bahan dalam Bentuk Power Point.

Judul:

Business Communication Essentials Jilid 2 ( Komunikasi Bisnis Jilid 2)


Pengarang :

Courtland Bovee (Author), John V. Thill (Author)

Terimakasih

Julian

Thursday, 18 November 2010

Tips Wawancara Kerja

Julian Cholse

Satu bagian penting apakahlamaran kerja kita diterima adalah kesuksesan dalam wawancara kerja. Bahkan saya pernah mendengar ada orang dengan nilai IP tidak seberapa dapat gonta-ganti pekerjaan karena ahli dalam bidang wawancara kerja. Dia dengan yakin mampu menjawab seluruhpertanyaan wawancara kerjayang diajukan.

Baiklah! Tak perlu menunggu angin bertiup lagi, ini dia Tips Wawancara kerja yang saya tahu:

1. Penampilan.
Tips wawancara kerja yang pertama jelas adalah penampilan. Pernahkan anda mendengar kata bijak yang mengatakan “cover tidak penting yang penting isinya”. Ini tidak berlaku saat menghadapi wawancara kerja. Buatlah penampilan dalam hal ini pakaian anda terlihat Profesional, dewasa dan bisa diandalkan.

Tips berpakaian untuk pria :

Gunakan kemeja warna krem, abu-abu atau biru (yang tidak mencolok). Dan Jangan gunakan warna hitam, untuk menghindari kesan berkabung. Lebih tepatnya gunakan bahan yang tidak terlalu mencolok warnanya. Jangan lupa dasinya juga harus maching dengan pakaian.

Tips berpakaian untuk wanita :

Baju atau blouse yang simpel, Gunakan bahan alami semacam wol, katun atau sutra. Warnya juga sama dengan pria krem, abu-abu atau biru (kalau wanita, hitam juga boleh). Dan yang terpenting make-up jangan berlebihan.

2. Tepat waktu

Mungkin ini bukan hanya untuk tips wawancara kerja tapi hampir semua kegiatan, jangan ngareeeeeeeeeeeeet. Datanglah minimal 20 menit sebelum menghadapi wawancara kerja. Dalam waktu itu juga lebih baik anda ke toilet dahulu sebelum menjawab pertanyaan wawancara kerja (selain buang air juga untuk mengurangi ketegangan). Ingat jangan terlambat, Anda bukan artis yang sedang diwawancarai oleh wartawan anda sedang nyari kerja.

3. Mengatur Bahasa Tubuh saat mulai wawancara kerja.

Tips wawancara kerja ini akan mengesankan anda profesional dan tahu apa yang harus dilakukan.

Saat memasuki ruang wawancara kerja. Anda harus mampu mengatur bahasa tubuh , jangan seperti sedang berjalan-jalan di mall. Berjalanlah secara tegap dengan kedua tangan mengibas bebas. Jangan lihat-lihat kesana kemari dan berkata wah ruanganya bagus, langsung berjalan lurus ke pewawancara kerja.

Sodorkan tangan kepada si pewancara sambil tersenyum. Sambil menatap matanya, genggam keseluruhan tangan kemudian ayunkan satu sampai dua kali dan secara bersamaan ucapkan nama anda.

Dan perlu diperhatikan….

Saat menghadapi wawancara kerja peting untuk jangan duduk sebelum dipersilahkan, jangan memasukkan tangan ke saku, jangan menggumam, jangan menyilangkan tangan di dada. Apalagi mengacungkan jari tengah, lebih nggak boleh lagi :D

Berusalah senormal mungkin selayaknya berbicara, Gunakan ekspresi seperti senyum, mengerutkan dahi, sedikit mengangguk atau hal semacam itu. Dengan begitu akan memudahkan si pewawancara mengerti apa yang anda bicarakan.

4. Kontak Mata.

Tips wawancara kerja yang juga tidak kalah pentingnya adalah Jangan dan jangan pernah alihkan pandangan saat pewancara mengajukan pertanyaan wawancara kerja. Selalu fokus kepada si wawancara. Jangan lupa mata adalah cermin dari hati anda. Buat tatapan mata anda terlihat percaya diri dan berfikir positif.

Ya 4 hal diatas sajalah awal untuk menghadapi wawancara kerja. Untuk pertanyaan dalam wawancara kerja sendiri pintar-pintarlah untuk ngeles he he he. OK! Mungkin postingan berikutnya saja saya sebutkan tips dan trik menjawab pertanyaan wawancara kerja.

Kekuatan Dasar Dalam Mencari Kerja

Julian Cholse

Apakah jabatan yang saya inginkan realistis? Bolehkah mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan yang tidak sedang membuka lowongan? Apakah berkas lamaran kerja harus di-print berwarna yang dihiasi dengan gambar-gambar menarik agar lebih diperhatikan oleh HRD?

Ketika menyiapkan aplikasi untuk melamar pekerjaan, orang sering dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang merisaukan seperti itu, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kerisauan-kerisauan tersebut sudah menjadi klasik sehingga justru kontraproduktif. Berikut sejumlah pertanyaan yang paling sering muncul dalam benak pikiran para pencari kerja.

Temukan jawabannya sehingga Anda bisa mempersiapkan diri sejak dini, dan lebih bisa memastikan apakah usaha Anda telah berada di jalan yang benar.

1. Bagaimana saya tahu, pekerjaan yang saya inginkan sesuai dengan kemampuan saya?
Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan menengok kembali ke masa awal Anda mencari kerja dan melihat apa yang Anda dapat sekarang. Jika Anda mendapati diri Anda seperti membentur dinding –baik ketika mencari kerja lewat lembaga jasa penempatan,networking maupun internet– maka sadarilah bahwa cita-cita Anda tidak sesuai dengan realitas pasar. Artinya, Anda perlu menurunkan atau memikirkan kembali skala target Anda.

2. Saya ingin bekerja di Perusahaan A, tapi perusahaan tersebut tidak memasang info lowongan kerja, bagaimana cara terbaik untuk mendekatinya?
Cara terbaik adalah selalu mencoba (memanfaatkan) jaringan yang terhubung dengan perusahaan itu. Bisa melalui teman Anda, atau temannya teman Anda, yang jelas dia bisa memperkenalkan Anda dengan “orang dalam” perusahaan yang ingin Anda tuju. Orang tersebut tak harus berasal dari bagian atau departemen yang Anda inginkan.

Yang Anda perlukan hanya nama yang bisa mengubungkan Anda dengan pihak yang tepat. Setelah Anda mendapatkan nama, tulislah pesan yang mengungkapkan maksud Anda, dan menindaklanjutinya dengan menelepon. Tapi, jangan langsung bicara tentang pekerjaan melainkan mintalah kesempatan untuk bertemu.

3. Adakah sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat resume saya lebih menonjol dibandingkan yang lain?
Sebenarnya tak banyak yang bisa Anda lakukan untuk mempercantik sebuah resume sehingga berbeda dari yang lain. Memakai tipografi yang tak biasa atau cetak-berwarna memang membuat resume Anda beda, tapi pengusaha concern dengan isi.

Kadang metode pengiriman tertentu lebih menyita perhatian, tapi dalam kompetisi yang ketat hal itu pun tak membantu. Hal terpenting adalah menyebutkan keahlian khusus yang Anda miliki dalam resume tersebut, yang relevan dengan posisi yang Anda incar.

4. Apa kesalahan paling umum yang dilakukan oleh pencari kerja dalam resume mereka?
Kita perlu sadar bahwa meski semua orang bisa menulis surat lamaran, tetapi soal kualitas fisik dan isinya bermacam-macam. Ada yang baik, menarik, dan OK punya, tetapi ada yang terkesan asal-asalan. Tugas kita di sini adalah memperbaiki tampilan fisiknya dan isinya. Untuk ini, ada banyak cara dan petunjuk. Anda bisa membaca artikel-artikel di internet , bisa melihat di buku, bisa mencontoh dari orang-orang yang anda kenal. Intinya, jangan sampai menimbulkan kesan asal-asalan atau tidak lengkap.

Kesalahan paling umum, sejauh ini, mencantumkan sebanyak-banyaknya fungsi dan tanggung jawab yang pernah dipegang di perusahaan sebelumnya. Satu saja fungsi dan tanggung jawab yang spesifik akan lebih membuat orang terkesan akan kemampuan Anda, dan secara otomatis lebih membantu orang lain mendeteksi kesesuaian Anda dengan perusahaan/jabatan yang sedang Anda lamar.

Kesalahan kedua, tidak cukup spesifik ketika menyebutkan kemampuan yang dimiliki. Perusahaan lebih tertarik dengan hal-hal khusus yang Anda kuasai.

5. Bagaimana cara terbaik membangun network?
Tak ada cara “terbaik”. Namun, yang penting adalah bagaimana memberdayakan semua sumber: keluarga, sahabat, asosiasi bisnis, mantan teman sekelas dan sebagainya. Anda harus berusaha “terlihat” dan tempatkan diri dalam berbagai situasi yang memberi Anda kesempatan untuk bertemu orang-orang baru.

Terpenting dari semua itu, ketika kesempatan telah didapat, manfaatkanlah sebaik-baiknya. Buatlah orang tahu apa yang sedang Anda cari.

6. Apa nasihat terpenting untuk orang yang akan memenuhi panggilan wawancara kerja?
Senantiasi tempatkan diri sesuai dengan orang yang mewawancarai. Ingatlah apa yang dia inginkan dari Anda: memastikan apakah Anda memiliki keahlian, atribut personal dan motivasi yang mendukung sukses dalam kerja. Yang harus Anda “jual” selama wawancara kerja adalah elemen-elemen itu: keahlian dan personalitas yang dapat memberi sumbangan penting untuk perusahaan yang sedang mewawancarai Anda.

7. Seberapa jauh saya harus jujur dalam menjawab pertanyaan wawancara kerja?
Pada dasarnya, tentu, harus sejujur mungkin, sebenar mungkin. Tapi, tergantung juga dengan pertanyaan yang diajukan. Untuk pertanyaan yang jawabannya membutuhkan lebih banyak opini pribadi, misalnya, tentu tidak bisa diukur dengan salah atau benar, melainkan jawablah dengan meyakinkan. Intinya, tampilkan diri “sebenar” mungkin. Sekali Anda tampak meragukan, maka semua yang Anda katakan selama wawancara akan membuat pewawancara ragu.

8. Jika pewawancara memperlakukan saya secara tidak menyenangkan, apa yang harus saya lakukan?
Pertama, pastikan dulu apakah tindakan itu bagian dari skenario wawancara –misalnya, sengaja untuk menguji respon Anda terhadap tekanan. Ini memang jarang dilakukan, tapi bisa saja terjadi ketika kemampuan untuk bertahan di bawah tekanan merupakan kualifikasi yang dituntut oleh jabatan yang sedang Anda lamar.

Namun, jika yang Anda hadapi memang seorang pewawancara yang pada dasarnya “kurang ajar”, tetaplah bersikap tenang, dan profesional. Dan, beruntunglah karena Anda tidak akan berurusan lagi dengan orang tersebut setelah wawancara selesai.

9. Perlu menambah keahlian yang supportive / yang relevan
Ini terkait dengan kecepatan. Kalau anda lulusan perhotelan dan anda juga punya penguasaan bahasa asing yang bagus, ini nilainya beda dengan ketika anda hanya tahu soal hotel. Akan lebih bagus lagi kalau anda juga tahu soal komputer, transportasi, dan lain-lain. Artinya, semakin banyak anda melengkapi keahlian utama dengan keahlian pendukung, semakin cepat anda mendapatkan pekerjaan. Langkah anda menjadi semakin luas. Inilah yang disebut dengan memperbaiki profile itu. Yang tak kalah pentingnya di sini adalah memperkuat keimanan pada Tuhan. Ini salah satu masalah non-teknis yang perlu kita perbaiki. Keimanan terkait dengan sejauhmana kita sanggup melakukan upaya pencarian yang terus menerus sampai dapat.

10. Taklukkan emosi Anda yang mentah
Sedikit-sedikit ingin pindah karena alasan yang dangkal. Meski seluruh angkatan kerja baru itu punya keinginan yang menggebu-gebu untuk segera mendapatkan pekerjaan, tetapi prakteknya tidak seluruhnya siap secara lahir-batin mengikuti ritme dunia kerja. Dalam dunia kerja itu ada konflik, ada persaingan, ada hukuman dan ganjaran, dan lain-lain. Hal-hal semacam ini kerap dipahami sebagai sebuah kejadian luar biasa yang hanya terjadi di kantor tempat kita bekerja dan tidak terjadi di tempat lain. Karena itu banyak yang memutuskan untuk berhenti saja atu ingin pindah saja sehingga tidak bisa konsentrasi. Pindah atau berhenti, itu hak kita, tetapi untuk perbaikan diri, hendaknya kita jangan pindah atau berhenti karena kita kalah oleh realitas (lemah) atau menolak untuk belajar dari kenyataan.

11. Jangan Termakan kesimpulan umum.
kita kerap muncul kesimpulan umum yang benarnya hanya sedikit tetapi kita menganggapnya sebagai kebenaran mutlak, semacam misalnya: yang S1 saja banyak yang nganggur, apalagi kamu hanya diploma atau SLTA, yang dari sekolah teknik saja banyak yang nganggur, apalagi kamu jebolan sospol, yang dari PTN saja banyak yang nganggur, apalagi kamu dari PTS, dan lain-lain. Hal itu semua membuat kamu menjadi down, malu
sehingga menjadi hilang semangat untuk mencari pekerjaan. Dalam prakteknya, mendapatkan pekerjaan itu lebih mirip seperti orang main kartu di mana yang lebih sering menentukan kemenangan adalah “how to play”-nya. dan ingat! ”Dengan niat dan tekad yang kuat 1000 anak panah diluncurkan tidak mungkin semuanya salah sasaran”. Begitupun sebagai seorang pencari kerja. Semangat…semangat….

(http://aseppopy.net/pencari-kerja/hal-hal-penting-dalam-mencari-kerja)

Thursday, 28 October 2010

PROPOSAL BISNIS

Julian Cholse


PROPOSAL BISNIS merupakan salah satu katagori dari laporan. PROPOSAL BISNIS digunakan untuk menyampaikan struktur laporan yang bersifat memadukan antara informasi dan persuasif yang diberikan kepada pengguna internal perusahaan (direksi, atasan, dan lain-lain) maupun internal (klien, mitra perusahaan, investor, dan lain-lain). Dengan demikian, PROPOSAL BISNIS merupakan kategori khusus dari sebuah laporan (reports) yang memadukan antara informasi dan komunikasi persuasif.

tujuan PROPOSAL BISNIS, yaitu untuk kepentingan pengguna internal (PROPOSAL BISNIS internal), misalnya manajemen perusahaan dan pengguna eksternal (PROPOSAL BISNIS eksternal), misalnya sponsor atau investor.

1. PROPOSAL BISNIS internal
Dibuat untuk meminta serta membantu membuat keputusan kepada manager dalam suatu organisasi. Yang termasuk dalam internal PROPOSAL BISNIS adalah “funding PROPOSAL BISNIS”, yang meminta dana dan dukungan manajemen untuk proyek-proyek baru yang akan dilakukan perusahaan, dan “general project PROPOSAL BISNIS”, yang berisi meminta ijin untuk menjalankan proyek baru.

2. PROPOSAL BISNIS eksternal
Dibuat untuk meminta serta membantu membuat keputusan dari pihak-pihak diluar organisasi. Yang termasuk kedalam external PROPOSAL BISNIS adalah “investment PROPOSAL BISNIS”, yang meminta dana dari para investor, dan “sales PROPOSAL BISNIS”, PROPOSAL BISNIS penjualan yang dapat memberikan sarana untuk solusi masalah individu, atau untuk pemuasan kebutuhan barang maupun jasa. Jenis PROPOSAL BISNIS ini diajukan kepada pelanggan potensial.

3. Tahap Membuat PROPOSAL BISNIS

Terdapat tiga tahapan penulisan PROPOSAL BISNIS yaitu :

a. Perencanaan PROPOSAL BISNIS

- Menganalisa kondisi . Mengklarifikasi masalah atau melihat kesempatan yang ada, menentukan tujuan, mengembangkan profil penerima, dan mengembangkan rencana kerja.

- Mengumpulkan informasi. Mencari tahu apa yang dibutuhkan penerima, dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan agar dapat memberikan kepuasan kepada penerima.

- Memilih media yang tepat. Memilih media yang terbaik untuk menyampaikan pesan anda. Akan lebih baik jika dapat menyampaikan pesan melalui beberapa media.

- Mengorganisasikan informasi. Tentukan topik utama, membatasi ruang lingkup pembahasan, memilih pendekatan yang akan digunakan, baik pendekatan langsung maupun tidak langsung.

b. Penulisan PROPOSAL BISNIS
Tahap penulisan terdiri dari:

- Menyesuaikan dengan penerima. Perhatikan apa yang dibutuhkan penerima, juga perhatikan tingkah laku, kesopanan, dan bahasa yang bebas bias yang akan anda gunakan.

- Memilih kata-kata yang dapat diterima penerima. Pilih kata-kata yang “kuat” dan dapat membantu anda merangkai kalimat efektif.

c. Melengkapi dan menyelesaikan PROPOSAL BISNIS
Tahap ini terdiri dari:

- Merevisi pesan. Evaluasi isi PROPOSAL BISNIS, edit dan tulis ulang untuk memungkinkan PROPOSAL BISNIS lebih ringkas dan jelas.

- Menghasilkan pesan. Gunakan desain yang efektif untuk membantu penampilan anda.

- Periksa ulang (proofreading) pesan. Periksa kembali terhadap kemungkinan kesalahan yang terjadi.

- Kirimkan pesan. Sampaikan PROPOSAL BISNIS anda melalui media yang ada dan anda anggap efektif, bisa secara tertulis, diampaikan langsung atau melalui media elektronik.

4. Ciri-ciri PROPOSAL BISNIS yang Efektif.
Seperti halnya laporan, PROPOSAL BISNIS bisnis yang efektif dapat terdiri dari:

- Latar belakang

- Maksud dan tujuan

- Tema

- Waktu dan tempat

- Sasaran

- Lembar pengesahan.

5. Untuk PROPOSAL BISNIS permohonan dana, dilampirkan juga rekapitulasi proyeksi rugi laba atau hhasil studi kelayakan usaha yang merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan pengguna. Namun demikian, umumnya pada setiap jenis PROPOSAL BISNIS terdapat lapiran rekapitulasi dana yang diperlukan untuk suatu proyek tententu yang akan atau sedang dibangun.

Arti Penting Rencana Bisnis

Julian Cholse

Oleh: AnneAhira.com Content Team

3yyyTiga Tiga perempat dari usaha kecil gagal dalam dua atau tiga tahun pertama. Pemilik usaha yang menyiapkan sebuah rencana bisnis, perencanaan struktur dan strategi bisnis sebagai fungsi dari masing-kegiatan bisnis, lebih memungkinkan untuk mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan.

Bahkan jika mereka tidak gagal, mereka akan membuat lebih banyak keuntungan daripada jika mereka tidak memiliki perencanaan.

Rencana bisnis bukan hanya urusan meminjam uang. Satu-satunya hal yang seringkali dijadikan alasan pemilik membuat bisnis plan hanya ketika mereka berniat pergi ke bank atau investor untuk meminta uang. Setelah persyaratan pinjaman beres, maka rencana tiggal rencana, tanpa pernah mereka tinjau lagi.

Sebuah rencana bisnis resmi memiliki beberapa elemen umum tanpa memperhitungkan sifat bisnis Anda. Ketika Anda lebih cepat belajar dan menguasai elemen-elemen ini, maka Anda akan lebih cepat mendapatkan kontrol dari bisnis Anda dan langsung terhadap profitabilitas yang lebih tinggi.

1. Ringkasan Eksekutif

Hal ini lebih dari sekedar pengenalan, adalah versi yang lebih pendek dari seluruh rencana bisnis. Jika Anda sedang melakukan presentasi rencana Anda ke pihak ketiga, orang-orang yang membaca ringkasan Anda harus dapat memahami bisnis Anda, tanpa perlu membaca rencana lebih lanjut.

2. Sekilas Perusahaan

Unsur ini menjelaskan bisnis Anda secara garis besar:

  • Sifat dari bisnis Anda
  • Kunci faktor industri Anda
  • Pelanggan Anda
  • Produk dan layanan yang ingin Anda kembangkan

3. Lingkungan bisnis

Di sini Anda ingin menjelaskan sifat iklim usaha di mana Anda beroperasi, maka rencana bisnis Anda harus dilengkapi:

  • Arah di pasar yang Anda bergerak
  • Apa yang pelanggan Anda cari
  • Kondisi bisnis
  • Sifat dari persaingan
  • Peluang yang Anda lihat
  • Ancaman yang anda
  • Sebuah penjelasan tentang bagaimana Anda berencana untuk berhasil

4. Deskripsi Perusahaan

Dalam bagian ini akan mencakup apa yang perusahaan Anda tawarkan ke pasar.
Menggambarkan kekuatan perusahaan dan bagaimana agar perusahaan Anda tidak tersingkir dari pesaing. Karenanya, rencana bisnis Anda perlu memeriksa area berikut:

  • Manajemen dan struktur organisasi
  • Produk dan layanan
  • Teknologi baru yang diadopsi oleh bisnis Anda
  • Operasional kemampuan
  • Pemasaran kemampuan
  • Keuangan personil dan sumber daya

5. Strategi Perusahaan

Unsur ini menggambarkan strategi perusahaan Anda, meliputi:

  • Strategi pemasaran untuk meningkatkan dan memperluas bisnis anda
  • Produk dan layanan baru strategi pembangunan
  • Operasional strategi untuk meningkatkan kecepatan, kualitas dan biaya
  • Strategi baru pengembangan karyawan untuk memenuhi kebutuhan bisnis
  • Strategi keuangan menyiapkan strategi bisnis Anda untuk peluang baru

Rencana bisnis Anda harus menjelaskan bagaimana strategi bisnis akan mempengaruhi masa depan bisnis Anda, dan juga harus ada program alternatif tindakan jika terjadi perubahan iklim usaha.

6. Ikhtisar Keuangan

Rencana bisnis perlu dilengkapi laporan keuangan yang menggambarkan saat ini dan masa depan, prediksi keuangan yang didukung oleh strategi yang sebelumnya dan asumsi yang dibuat. Dasar laporan keuangan untuk "saat ini" dan "masa depan" meliputi:

  • Pendapatan
  • Neraca
  • Cash-flow

7. Rencana taktis

Rencana taktis yang meletakkan bagaimana Anda berniat untuk menjalankan rencana bisnis Anda. Mengidentifikasi:

  • Langkah utama
  • Siapa yang bertanggung jawab
  • Jangka waktu yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan rencana
  • Sumber daya yang Anda butuhkan


Wednesday, 1 September 2010

KOMUNIKASI NON VERBAL

Julian Cholse


 

Meski jarang disadari diyakini manfaatnya, Komunikais non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan.


 

Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.


 

Tujuan komunikais non verbal ;

  1. Menyediakan/memberikan informasi
  2. Mengatur alur suatu percakapan
  3. Mengekspresikan suatu emosi
  4. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan verbal.
  5. Mengendalikan atau mempersuasi orang lain.
  6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan serve badmintos, belajr golf dan sejenisnya.


 

Lebih jauh, relevansi komunikasi non verbal dalam dunia bisnis, komunikasi non verbal yang disampaikan dengan baik akan mampu membantu seseorang meningkatkan kredibilitas dan potensi leadeship, selain tentunya akan mempermudah proses penyampaian pesan inti kepada komunikan.


 


 

Berikut ini jenis-jenis komunikasi non-verbal yang bisa menunjukkan bagaimana seseorang mengeksperikan emosinya dalam berhubungan dengan orang lain, diantaranya:


 


 


 


 


 

Wajah anda bisa mengkomunikasi apa yang sebenarnya anda rasakan atau butuhkan. Anda bisa mengkomunikasikan rasa cinta anda, ketakutan, kegembiraan, kesedihan melalui muka anda, apakah itu melalui mata, bibir, atau jidat. Muka merupakan tempat utama dalam mengekspresikan emosi seseorang. Ini dapat terlihat dari jenis dan intensitas perubahan muka seseorang. Mata seseorang terutama sangat efektif untuk mengindikasikan perhatian dan minat, mempengaruhi orang lain, mengatur interaksi dan membuat dominasi. Penelitian menunjukkan bahwa muka manusia dapat mentransmisikan lebih dari 250,000 ekspresi yang berbeda. Dengan demikian area muka seseorang (mata, alis, muka, mulut dan pipi) mungkin lebih mampu mengkomunikasikan secara non-verbal daripada bagian tubuh lainnya.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Posisi badan dapat menunjukkan bagaimana keadaan anda. Apakah anda sedang percaya diri, riang, kelihatan bingung, suasana hati yang kurang baik, atau putus asa. Dalam suatu proses wawancara posisi badan biasanya dapat menunjukkan situasi yang dihadapi oleh pelamar kerja, apakah percaya diri atau kurang percaya diri.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gerak tubuh bisamenunjukkan komunikasi seseorang. Seseorang yang mengatakan "tidak tahu!", mungkin akan menggelengkan kepalanya, atau jika seseorang menunjukkan rasa tidak peduli terhadap pertanyaan kita, bisa saja dia menganggkat bahunya.


 


 


 


 


 



 

Intonasi suara dapat menunjukkan komunikasi. Apakah seseorang Berbicara dengan tekanan tertentu, berbicara keras, marah atau sinis dan meremehkan dapat diketahui dari intonasi bicaranya.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Komunikasi seseorang dapat menggunakan tatapan matanya. Apakah ia marah, cinta, atau sedih dapat diketahui dari tatapan matanya. Seringkali tatapan mata tidak dapat membohongi. Orang dengan dapat mudah menangkap suasana hati lawan bicaranya dengan melihat tatapan matanya.


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Diam bisa berarti juga sedang melakukan komunikasi. Seseorang dengan diam bisa saja ia mengkomunikasikan tidak ingin diganggu, atau sedang marah, sebel, benci, dan sebagainya. Dalam komunikasi di budaya Timur, diam bisa diartikan dengan beragam arti. Tanda-tanda non-verbal lainnya dapat memperkuat atau menjelaskan arti kondisi diam seseorang yang sebenarnya.


 


 


 


 


 

Sentuhan merupakan saran penting dalam mengkomunikasikan kehangatan dan kenyamanan seseorang. Dalam banyak budaya, sentuhan


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Sumber : http://www.skylandhacker.co.cc/2009/11/jenis-jenis-komunikasi-non-verbal_17.html

http://komunikasiituasix.blogspot.com/2008/08/komunikasi-non-verbal-pesan-dalam.html

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html

Wednesday, 12 May 2010

Materi Ujian Pengamen Bu Harsiwi

Julian Cholse


Materi Ujian pengantar Manajemen sudah dapat di download, silahkan klik folder berikut

Bahan dalam Bentuk Power Point.






Judul:

Business Communication Essentials Jilid 1 ( Komunikasi Bisnis Jilid 1)


Pengarang :

Courtland Bovee (Author), John V. Thill (Author)

Terimakasih

Julian

terimakasih...

Jangan lupa coment2 yaaaaaaa

Bahasa Indonesia Pak Kunjana Pahardi

Julian Cholse

Materi Ujian Pak Kunjana tentang Karya Tulis Ilmiah tinggal 1 kelompok lagi yang belum mengumpulkan,




Berikut materi Ujiannya



Terbaru

Tuesday, 11 May 2010

ISO 9004 : Continual Improvement yang terlupakan?

Julian Cholse


Budaya Mutu Banyak sekarang, perguruan tinggi mengejar dan ingin menjadi “world class university”. Persyaratan menjadi “world class university” pun tidak sulit yang penting perguruan tinggi tersebut memiliki sertifikasi standar Internasional. Salah satunya, sertifikasi ISO 9001:2008. Untuk meraih sertifikasi ISO ini pun tidak sulit karena hanya membutuhkan 4-6 bulan saja, sertifikasi pun dapat diraih. Ada tiga tahap untuk mendapatkan sertifikat ISO (International Standard Organization) 9001:2000 yakni; pra sertifikasi, sertifikasi dan pasca sertifikasi. Prosesnya berawal dari mendaftarkan diri pada badan sertifikasi ISO 9001:2008. Badan Sertifikasi ISO akan melakukan audit (pra sertifikasi). Hasil audit ini digunakan untuk menentukan scope dan lingkup bidang yang akan disertifikasi. Selanjutnya, badan sertifikasi tersebut akan melakukan pendampingan untuk melakukan perbaikan dan melengkapi dokumen persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Perguruan Tinggi masih kurang atau belum ada.

Setelah semua dokumen mutu yang dipersyaratan oleh standar (klausul) ISO 9001: 2008 mencukupi maka tahap berikutnya diimplementasikan di lapangan. Selama tahap implementasi ini Perguruan Tinggi tersebut masih didampingi oleh badan sertifikasi tersebut. Pada tahap akhir kemudian dilakukan audit mutu oleh badan sertifikasi. Karena semuanya telah disiapkan dengan baik, maka ketika diaudit sudah sesuai dengan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Tak lama kemudian akan menerima Sertifikat ISO 9001:2008 dari badan sertifikasi ISO. Selesai. Perguruan Tinggi tersebut sekarang sudah dapat mensejajarkan dirinya dan mendeklarasikan bahwa dirinya sebagai “World Class University”. Sertifikasi ISO 9001:2008 ini berlaku 2-3 tahun dan akan diaudit kembali 6-12 bulan sekali setelah sertifi-kasi diperoleh sesuai dengan kesepakatannya dengan badan sertifikasi. Semudah itukah sebuah Perguruan Tinggi dalam hitungan bulan sudah men-jadi sebuah Perguruan Tinggi yang “World Class University”? Pada akhirnya banyak Rektor Perguruan Tinggi berlomba- lomba agar Perguruan Tingginya meraih predikat “The World Class University”. Sertifikasi ISO 9001:2008 dikejar mati- matian. Namun, di balik itu semua yang tidak pernah disadari se-sungguhnya adalah tidak berubahnya perilaku anggota organisasi itu sendiri. Karena sertifikasi ISO 9001:2008 akan kehilangan makna jika komitmen dari seluruh anggota organiasi terhadap manajemen mutu tidak terbangun dengan baik. Komitmen ini ditunjukkan oleh pimpinan tertinggi sampai anggota orga-nisasi di tingkat bawah di Perguruan Tinggi tersebut. Selain itu budaya yang berkembang di organisasi itu betul-betul mencerminkan budaya proses bukan budaya result, sesuai dengan filosofi ISO 9000 yang process oriented. Mampukah anggota organisasi perguruan tinggi berubah budayanya dari result oriented ke process oriented. Budaya result oriented akan mendorong manusia berupaya menghasilkan result yang instan dalam waktu relatif cepat dan kalau perlu menggunakan jalan pintas. Akibatnya, budaya normatif berkembang sumbur yang penting penampilan luarnya meyakinkan, sehingga terbentuk keberhasilan semu. Budaya yang diusung oleh ISO 9000, hakekat-nya adalah budaya proses. Dengan proses yang baik akan menghasilkan result yang baik pula, sehingga jejak rekam kegiatan itu tampak. Jika seka-rang belum dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan tindakan evaluasi dan perencanaan yang baik agar proses yang dilakukan dapat menghasilkan hasil yang meningkat dari sebelumnya. Inilah yang dikenal dengan continual improvement. Bagaimana Perguruan Tinggi bisa melakukan continual improvement atau peningkatan perbaikan berkelanjutan terhadap organisasinya? Jawabnya gunakanlah ISO 9004:2000 yang merupakan panduan untuk perbaikan kinerja organisasi. Standar ini bukan digunakan untuk meraih sertifikasi ISO 9001:2008 tetapi merupakan standar untuk memperbaiki kinerja organisasi dari dalam dirinya sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasi-kan standar ini, yaitu :1. ISO 9004 merupakan guidelines menuju kinerja sistem manajemen mutu yang sudah dikenal standardnya adalah ISO 9001 versi 2008. Dalam standard ini sudah dijelaskan bahwa ISO 9004 adalah pasangan konsisten yang didesign untuk saling melengkapi terhadap persyaratan ISO 9001:2008, namun dalam aplikasinya bisa juga digunakan secara independent. walaupun kedua standard international tersebut mempunyai scope yang berbeda, namun keduanya tetap mempunyai struktur yang serupa agar bisa membantu aplikasinya sebagai pasangan yang konsisten. 2. ISO 9004 memberikan penjelasan tentang sasaran sistem manajemen mutu yang rentangnya lebih luas dari pada persyaratan ISO 9001:2000, khususnya untuk “continual improvement” effisiensi dan kinerja perusahaan termasuk juga effectivitasnya. Bagi perusahaan atau top management yang ingin menerapkan sedikit lebih ketat dari persyaratan ISO 9001 guna memastikan terjadinya “ continual improvement” kinerja perusahaan, maka ISO 9004 adalah pilihan yang cocok untuk perusahaan tersebut. hanya saja ISO 9004 sampai saat ini tidak ada CERTIFICATE nya seperti ISO 9001, karena memang tujuannya bukan untuk certifikasi atau kontrak. 3. Perlu dicatat bahwa semua persyaratan ISO 9001:2000 sudah ada dalam ISO 9004 dan ditambah dengan penjelasan- penjelasan lain yang tujuannya memberi kemudahan dalam meraih kinerja manajemen mutu. 4. Dalam ISO 9004:2000 Untuk terjadinya “continual improvement” kinerja perusahaan, maka top management perlu menerapkan 8 prinsip management mutu sebagai berikut: Customer Focus Leadership Involvement of People Proses Approach System Approach to management Continual Improvement Factual Approach to Decision Mutual Benefiacial Supplier Relationships Di point empat inilah, budaya anggota organisasi mulai dibentuk, sehingga diharapkan akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam mendorong tercapainya implementasi sistem manajemen mutu yang betul- betul mengakar pada organisasinya.

Semoga memberi inspirasi dan motivasi para pembaca dalam memperoleh gambaran sesungguhnya bagaimana membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 9000 di perguruan tinggi. Namun demikian, dalam implementasinya perlu disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sumberdaya yang ada di Perguruan Tinggi masing- masing.

Monday, 10 May 2010

Instant Messaging Meningkatkan Produktivitas Kerja?

Julian Cholse

Survei online yang dilakukan Microsoft Windows Live kepada 1.400 responden di Asia Tenggara menunjukan, 94 persen mengaku menggunakan Instant Messenger (IM) untuk melakukan komunikasi sosial, dan 54 persen di antaranya mengaku menggunakannya pada saat bekerja.

IM digunakan oleh mereka untuk berkomunikasi dengan kolega, bergosip, mengajak kencan, selingkuh, dan bahkan mengundurkan diri dari pekerjaan. Dari sejumlah responden yang menggunakan IM saat bekerja, 44,3 persen menghabiskan antara 10-30 persen waktu bekerjanya untuk online, sementara lebih dari 10 persen responden mengatakan bahwa mereka memanfaatkan lebih dari 80 persen waktu kerjanya untuk menggunakan Instant Messenger.

Ketika ditanya apakah hal tersebut membuat mereka tidak produktif di kantor, 59,4 persen dari mereka menjawab tidak. Penggunaan IM saat bekerja justru meningkatkan produktivitas mereka.

Lantas seberapa penting IM digunakan untuk komunikasi di kantor? lebih dari 37 persen mengatakan bahwa mereka menggunakan IM untuk berkomunikasi dengan kolega, 12,1 persen dengan klien, dan hampir 10 persen dengan pimpinan mereka.

Tidak hanya berfungsi sebagai sebagai alat komunikasi, 60,5 persen pengguna memanfaatkan IM untuk mengirim dokumen, yang menambah efisiensi kerja karyawan.

Source : Kompas.com

Sunday, 9 May 2010

Perusahaan Efektif Dan Karyawan Produktif!

Julian Cholse

”Produktivitas Tinggi Hanya Dapat Dihasilkan Oleh Organisasi Yang Efektif Dengan Dukungan Karyawan Yang Optimis Dan Profesional.” – Djajendra



Produktivitas adalah sebuah keharusan dalam bisnis. Jika para pekerja bisnis mampu menjadi lebih efektif sesuai dengan sasaran dan target kerja, maka kemungkinan besar mereka akan menjadi pekerja yang produktif di semua aspek kerja perusahaan. Dan hal ini bisa terwujud jika perusahaan menjalankan setiap fungsi dan peran organisasi dengan efektif.

Membuat karyawan menjadi produktif tidak hanya cukup melalui kepemimpinan yang efektif. Tetapi, diperlukan mind set secara keseluruhan di perusahaan untuk menjadi lebih produktif. Hal ini hanya bisa terwujud bila perusahaan menciptakan lingkungan kerja dalam keseimbangan yang harmonis yang diperkuat dengan nilai-nilai kerja dalam wujud tekad, komitmen, disiplin, antusias, etika, dan semangat yang tinggi untuk menjadi yang terbaik.

Produktivitas berarti memanfaatkan waktu yang dimiliki secara optimal untuk menghasilkan out put yang sebanyak mungkin dengan kualitas setinggi mungkin. Produktivitas berarti tidak pernah menunda-nunda pekerjaan dan cerdas berkomunikasi, berkoordinasi, berkolaborasi, dan bersinergi dengan semua pihak untuk menghasilkan out put berkualitas yang optimal. Produktivitas berarti bekerja secara efektif, kreatif, strategis, inovatif, dan tepat guna terhadap setiap tindakan untuk menghasilkan out put berkualitas terbaik.

Perusahaan yang efektif pasti akan menyiapkan sistem informasi, rencana, sumber daya, strategi, dan visi yang jelas untuk membantu para karyawan menjadi lebih produktif dalam melakukan pekerjaan sesuai target.

Jika perusahaan tidak menjelaskan atau menggambarkan semua rencana, tujuan, strategi, dan visi secara jelas dan terang; maka karyawan akan sering bingung untuk mengambil tindakan. Akibatnya, akan sering-sering terjadi penundaan kerja dan karyawan merasa tidak memiliki informasi yang jelas untuk menyelesaikan tugas sesuai waktu.

Perusahaan harus mendelegasikan semua target dan sasaran kerja dengan jelas dalam bahasa yang sederhana, lalu menciptakan kepastian dalam setiap rencana, dan memberikan informasi yang benar kepada karyawan.

Kembangkan sistem kerja yang mampu membantu karyawan untuk menjadi lebih produktif, untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab dengan cepat dan tepat waktu. Untuk itu, perusahaan harus membangun etos kerja yang diperkuat dengan panduan etika bisnis, code of conduct, sop, dan kebijakan lain yang sederhana dan mudah untuk dikerjakan. Termasuk, mengembangkan teknologi dan peralatan kerja yang bersifat tepat guna, yang mampu menyederhanakan dan mempermudah cara pencapaian target. Selain itu, perusahaan harus selalu memotivasi para karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka agar menjadi lebih berkualitas.

Source : DJAJENDRA

Saturday, 24 April 2010

Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian

Julian Cholse


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

    Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan, terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional. Banyak pendapat yang timbul akibat korupsi tersebut baik yang pendapat yang pro maupun yang kontra. Akan tetapi, korupsi merugikan negara dan dapat merusak sendi-sendi kebersamaan bangsa.

    Korupsi, secara teori bisa muncul dengan berbagai macam bentuk. Dalam kasus Indonesia, korupsi menjadi terminologi yang akrab bersamaan dengan kata kolusi dan nepotisme. Dua kata terakhir dianggap sangat lekat dengan korupsi yang kemudian dinyatakan sebagai perusak perekonomian bangsa. Bahkan sampai MPR merasa perlu mengeluarkan ketetapan (TAP MPR) khusus untuk memastikan penuntasannya dan terakhir dibentuk Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK).

    Politik uang dan suap adalah bentuk transaksi haram yang sangat akrab dengan para elite ekonomi dan politik kita sejak zaman orde lama sampai era reformasi ini. Terminologi ekonomi menyebutkannya sebagai transaction cost, sedangkan bahasa sosiologinya disebut korupsi.


    Celah kelemahan hukum selalu menjadi senjata ampuh para pelaku korupsi untuk menghindar dari tuntutan hukum. Kasus Korupsi mantan Presiden Soeharto, contoh kasus yang paling anyar yang tak kunjung memperoleh titik penyelesaian. Padahal penyelesaiaan kasus-kasus korupsi besar seperti kasus korupsi Soeharto dan kroninya, dana BLBI, Kasus Susno, dan Gayus akan mampu menstimulus program pembangunan ekonomi di- Indonesia. Agar tercapai tujuan pembangunan nasional, maka mau tidak mau korupsi harus diberantas.

  2. Rumusan Masalah

    Korupsi merupakan suatu masalah sosial, sehingga penjelasan mengenainya dapat dilakukan melalui berbagai macam pendekatan ilmu sosial. Secara khusus, tulisan ini membahas korupsi dilihat melalui perspektif ilmu ekonomi, mencakup
    1. Faktor-faktor apa yang mendorong seseorang melakukan tindak korupsi ?
    2. Bagaimana mengukur tingkat korupsi ?
    3. Bagaimana korupsi menimbulkan dampak pada perekonomian ?

    Tiga hal diatas merupakan bahasan utama yang sekaligus merupakan batasan dari tulisan ini. Hal- hal selain yang disebutkan di atas bukan merupakan inti dari tulisan yang penulis sajikan ini.



1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh korupsi terhadap perekonomian.

  1. Manfaat Penulisan
    Penulisan ini diharapkan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai korupsi dan dampaknya terhadap perekonomian.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Korupsi

    Korupsi merupakan masalah yang sangat populer di masyarakat sehingga banyak definisi yang muncul sesuai dengan aspeknya masing-masing. Akibatnya, jarang kita temui definisi yang cukup lengkap dan sempurna dalam menjelaskan korupsi

    Wikipedia yang merupakan salah satu ensiklopedia online menyebutkan bahwa Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Definisi ini juga tidak luput dari kekurangan karena disebutkan bahwa korupsi hanya mencakup pejabat publik yang berarti pegawai pemerintah, politisi dan tidak termasuk sektor swasta.

    Lebih lanjut, tindak korupsi tidak hanya mencakup penyuapan atau penyelewengan sejumlah dana, namun lebih luas dari hal itu. Misalnya, seorang mahasiswa yang izin untuk tidak masuk kuliah dengan alasan sakit, namun dia bepergian bersama temanya. Hal ini juga merupakan tindakan korupsi. Dari banyaknya definisi korupsi sulit di bedakan antara penyuapan dan hadiah. Penyuapan biasanya menimbulkan timbal balik dan hadiah tidak menimbulkan timbal balik karena di anggap sebagai hibah.

  1. Faktor-faktor yang Mendorong Tindakan Korupsi

Tindakan korupsi bukanlah hal yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang sifatnya kompleks. Faktor-faktor penyebaba bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga berasal dari situasi lingkunan yang kondusif bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Berikut ini adalah aspek-aspek penyebab seseorang melakukan korupsi.
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwo, tidak ada jawaban yang persisi, tetapi ada dua hal yang jelas, yaitu :
  1. Dorongan dari daklam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak, dan sebagainya);
  2. Rangsangan dari luar (dorongan dari teman, adanya kesempatan, kurang kontrol dan sebagainya).

Dr. Andi Hamzah dalam disertainya menginventarisasi beberapa penyebab koruopsi yaitu :
  1. Gaji pegawai negeri yangh tidak sebanding dengan kebutuhan yang semakin tinggi;
  2. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber atau sebab meluasnya korupsi;
  3. Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan efesien, yang memberikan peluan untuk korupsi;
  4. Modernisasi pengembangbiakan korupsi.


Analisa yang lebih detil lagi tentang penyebab korupsi diutarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam bukunya berjudul "Strategi Pemberantasan Korupsi," antara lain :

  1. Aspek Individu Pelaku

    1. Sifat Tamak Manusia

      Kemungkinan orang melakukan korupsi bukan karena orangnya miskin atau penghasilan tak cukup. Kemungkinan orang tersebut sudah cukup kaya, tetapi masih punya hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus.

    2. Moral yang Kurang Kuat

      Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahanya, atau pihak yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.

    3. Tingkat Upah dan Gaji Pekerja di Sektor Publik

      Penghasilan seorang pegawai dari suatu pekerjaan selayaknya memenuhi kebutuhan hidup yang wajar. Bila hal itu tidak terjadi maka seseorang akan berusaha memenuhinya dengan berbagai cara. Tetapi bila segala upaya dilakukan ternyata sulit didapatkan, keadaan semacam ini yang akan memberi peluang besar untuk melakukan tindak korupsi, baik itu korupsi waktu, tenaga, pikiran dalam arti semua curahan peluang itu untuk keperluan di luar pekerjaan yang seharusnya.

    4. Kebutuhan Hidup yang Mendesak

      Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.

    5. Gaya Hidup yang Konsumtif

      Kehidupan di kota-kota besar acapkali mendorong gaya hidup seseong konsumtif. Perilaku konsumtif semacam ini bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.

    6. Malas atau Tidak Mau Bekerja

      Sebagian orang ingin mendapatkan hasil dari sebuah pekerjaan tanpa keluar keringat alias malas bekerja. Sifat semacam ini akan potensial melakukan tindakan apapun dengan cara-cara mudah dan cepat, diantaranya melakukan korupsi.


    7. Tidak Menerapkan ajaran Agama

      Indonesia dikenal sebagai bangsa religius yang tentu akan melarang tindak korupsi dalam bentuk apapun. Kenyataan di lapangan menunjukkan bila korupsi masih berjalan subur di tengah masyarakat. Situasi paradok ini menandakan bahwa ajaran agama kurang diterapkan dalam kehidupan.

  1. Aspek Organisasi
    1. Kurang Memiliki Keteladanan Pimpinan

    Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informal mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin tidak bisa memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan yang sama dengan atasannya.

    1. Tidak Memiliki Kultur Organisasi yang Benar

    Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi demikian perbuatan negatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk terjadi.


    1. Sistem Akuntabilitas yang Benar di Instansi Pemerintahan yang Kurang Memadai

    Pada institusi pemerintahan umumnya belum merumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya dan juga belum merumuskan dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai dalam periode tertentu guna mencapai misi tersebut. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk praktik korupsi.


    1. Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen

    Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.


  1. Manajemen Cendrung Menutupi Korupsi di Organisasi

    Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru terus berjalan dengan berbagai bentuk.


  1. Aspek Tempat Individu dan Organisasi Berada

    1. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Sikap ini seringkali membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya dari mana kekayaan itu didapatkan.

    2. Masyarakat kurang menyadari sebagai korban utama korupsi Masyarakat masih kurang menyadari bila yang paling dirugikan dalam korupsi itu masyarakat. Anggapan masyarakat umum yang rugi oleh korupsi itu adalah negara. Padahal bila negara rugi, yang rugi adalah masyarakat juga karena proses anggaran pembangunan bisa berkurang karena dikorupsi.

  1. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi Setiap korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh masyarakat sendiri. Bahkan seringkali masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka namun tidak disadari.

  1. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif Pada umumnya masyarakat berpandangan masalah korupsi itu tanggung jawab pemerintah. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya.

  1. Aspek peraturan perundang-undangan Korupsi mudah timbul karena adanya kelemahan di dalam peraturan perundang-undangan yang dapat mencakup adanya peraturan yang monopolistik yang hanya menguntungkan kroni penguasa, kualitas peraturan yang kurang memadai, peraturan yang kurang disosialisasikan, sangsi yang terlalu ringan, penerapan sangsi yang tidak konsisten dan pandang bulu, serta lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan.


  1. Mengukur Tingkat Korupsi

Jika korupsi dapat diukur, maka akan ada kemungkinan untuk menguranginya. Namun pada kenyataannya, secara konseptual, selalu terdapat ketidakjelasan dalam menentukan besaran yang harus diukur. Jika pengukuran hanya dilakukan pada besaran suap yang dibayarkan, maka ini berarti terjadi pengabdian terhadap bentuk bentuk korupsi sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada bagian pendahuluan di atas. Mengingat, secara langsung, amat sulit ditemukan cara untuk melakukan pengukuran korupsi, maka terdapat beberapa cara tidak langsung untuk mendapatkan informasi tentang tindak korupsi. Beberapa cara untuk mendapatkan informasi mengenai korupsi:
  1. Laporan mengenai korupsi melalui surat kabar dan institusi independen misalnya lewat internet;
  2. Studi kasus mengenai korupsi di sebuah instilusi, walaupun kadang- kadang laporan dari studi kasus cenderung untuk pelaporan internal dan rahasia;
  3. Survey dengan menggunakan kuisioner. Cara ini bisa dilakukan secara langsung ke institusi yang hendak diteliti (seperti dalam kasus Peru dan Argentina, studi dilakukan kepada petugas dan administrator pajak), atau secara keseluruhan dalam satu negara. Hasil dari survey ini berupa tingkat persepsi terhadap korupsi, dan bukan angka nominal tindak korupsi. World Bank, IMF dan negara - negara pemberi bantuan keuangan biasanya menyertakan survey seperti ini dalam setiap program bantuannya. Pada beberapa negara seperti Tanzmania, Uganda, India, Ukaraina dan beberapa yang lain, cara ini cukup memberikan hasil yang memuaskan. Survey bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya survey mengenai Global Competitiveness Report (Jenewa), Political and Economic Risk (Hongkong), International Transparancy (Berlin), Political Risk Service (Syracuse).
Hasil dari berbagai macam survey di atas, telah dipergunakan secara luas bank oleh peneliti maupun pelaku bisnis. Yang harus dihindari adalah kebingungan akan penggunaan ukuran-ukuran korupsi yang dihasilkan. Harus diperhatikan, bahwa indeks yang dihasilkan dari survey-survey tersebut merefleksikan persepsi masyarakat tentang korupsi, bukan pengukuran kuantitatif dari korupsi yang dilakukan. Negara-negara di dunia mempunyai kecenderungan untuk mempunyai posisi yang relatif stabil dalam persepsi masyarakat mengenai korupsi dalam negara tersebut. Beberapa perubahan posisi yang cukup signifikan salah satunya ditunjukkan oleh Chili. Muncul pertanyaan penting, seberapa akurat perubahan dalam indeks ini menurut perubahan riil yang terjadi di lapangan? Tidak selalu akurat. ini disebabkan pengukuran ini menunjukkan tingkat persepsi, maka bisa saja walapun hanya terjadi satu kasus korupsi, namun karena terus diberitakan oleh media, maka terjadii
perubahan cukup signifikan dalam persepsi masyarakat terhadap korupsi. ini menjadikan pengukuran berdasarkan indeks persepsi tidak membedakan ukuran yang tepat terhadap korupsi yang terjadi di suatu negara.

  1. Tingkat Korupsi di Indonesia

Ditengah gegap gempita pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun 2009 silam, ternyata Indonesia merupakan negara paling korup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis seperti yang di sebutkan Political & Economic Risk Consultancy (PERC) pada tanggal 9 Maret 2010. Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Berikut daftar 16 negara terkorup di Asia Pasifik menurut PERC.
  1. Indonesia (terkorup)
  1. Kamboja (korup)
  2. Vietnam (korup)
  3. Filipina (korup)
  4. Thailand
  5. India
  6. China
  7. Taiwan
  8. Korea
  9. Macau
  10. Malaysia
  11. Jepang
  12. Amerika Serikat (bersih)
  13. Hong Kong (bersih)
  14. Australia (bersih)
  15. Singapura (terbersih)

Sementara itu Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dikeluarkan Transparency International 2009, yang lebih fokus pada baik-buruknya pelayanan publik di suatu negara, Indonesia memang boleh sedikit berbangga. Sejak berdirinya KPK, IPK Indonesia mengalami peningkatan secara bertahap.
Tabel Peningkatan Indeks Persepsi Korupsi (IPK/CPI) Indonesia 2001-2009
Tahun Survei
Nilai IPK Indonesia
Sumber TI
2001
1.9
CPI 2001
2002
1.9
2003
1.9
2004
2.0
2005
2.2
2006
2.4
2007
2.3
2008
2.6
2009
2.8

Untuk tahun 2009 IPK Indonesia naik, yakni meningkat menjadi 2,8 dari 2,6 di tahun 2008. Peringkat Indonesia dalam ranking negara paling korup di dunia pun turun secara signifkan. Namun, tentu saja kita tidak lantas berpuas diri dan terlena. Apalagi jika didasari pada kenyataan bahwa IPK terbaik di dunia yang diraih oleh Selandia Baru pada angka 9,4 dan disusul masing-masing Denmark 9.3 dan Singapura dan Sweden pada IPK 9.2. Dari angka ini, jelas Indonesia jauh sekali dibanding dengan negara tetangga kita Singpura yang menduduki peringkat ke-3 dunia atau Australia di posisi 8 dengan IPK 8.7. Bahkan dengan negara serumpun-pun, Indonesia masih kalah dengan Malaysia yang menduduki posisi 56 dengan IPK 4.5


  1. Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian
    1. Dampak Kualitatif Korupsi Terhadap Perekonomian

    Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan meningkatkan pembelanjaan pemerintah
    untuk sektor publik. Korupsi juga memberikan kontribusi pada nilai defisit fiskal yang besar,
    meningkatkan income inequality, dikarenakan korupsi membedakan kesempatan individu dalam
    posisi tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas pemerintah pada biaya yang
    sesungguhnya ditanggung oleh masyarakat Ada indikasi yang kuat, bahwa meningkatnya
    perubahan pada distribusi pendapatan terutama di negara negara yang sebelumnya memakaii
    sistem ekonomi terpusat disebabkan oleh korupsi, terutama pada proses privatisasi perusahaan
    negara Lebih lanjut korupsi mendistorsi mekanisme pasar dan alokasi sumber daya dikarenakan:

    1. Korupsi mengurangi kemampuan pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam bentuk peraturan dan kontrol akibat kegagalan pasar (market failure). Ketika kebijakan dilakukan dalam pengaruh korupsi yang kuat maka pengenaan peraturan dan kebijakan, misalnya, pada perbankan, pendidikan, distribusi makanan dan sebagainya, malah akan mendorong terjadinya inefisiensi.

    2. Korupsi mendistorsi insentif seseorang, dan seharusnya melakukan kegiatan yang produktif menjadi keinginan untuk merealisasikan peluang korupsi dan pada akhimya menyumbangkan negatif value added.

    1. Korupsi menjadi bagian dari welfare cost memperbesar biaya produksi, dan selanjutnya memperbesar biaya yang harus dibayar oleh konsumen dan masyarakat (dalam kasus pajak), sehingga secara keseluruhan berakibat pada kesejahteraan masyarakat yang turun.

    1. Korupsi mereduksi peran pundamental pemerintah (misalnya pada penerapan dan pembuatan kontrak, proteksi, pemberian property rights dan sebagainya). Pada akhirnya hal ini akan memberikan pengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi yang dicapai.

    1. Korupsi mengurangi legitimasi dari peran pasar pada perekonomian, dan juga proses demokrasi. Kasus seperti ini sangat terlihat pada negara yang sedang mengalami masa transisi, baik dari tipe perekonomian yang sentralistik ke perekonomian yang lebih terbuka atau pemerintahan otoriter ke pemerintahan yang lebih demokratis, sebagaimana terjadi dalam kasus Indonesia.

    Korupsi memperbesar angka kemiskinan. ini sangat wajar. Selain dikarenakan program-program pemerintah sebagaimana disebut di atas tidak mencapai sasaran, korupsi juga mengurangi potensi pendapatan yang mungkin diterima oleh si miskin. Menurut Tanzi (2002), perusahaan perusahaan kecil adalah pihak yang paling sering menjadi sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak resmi (pungutan liar). Bahkan, pungutan tak resmi ini bisa mencapai hampir dua puluh persen dari total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ini amat mengkhawatirkan, dikarenakan pada negara negara berkembang seperti Indonesia, perusahaan kecil (UKM adalah mesin pertumbuhan karena perannya yang banyak menycrap tenaga kerja).


  1. Dampak Korupsi pada Perekonomian Anahsa Ekonometrika


Beberapa tahun terakhir, banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan angka indeks korupsi untuk melihat hasilnya pada variabel — variabel ekonomi yang lain. Beberapa hasil penelitian tersebut adalah

  1. Korupsi Mengurangi Nilai Investasi
    Korupsi membuat sejumlah investor kurang percaya untuk menanamklanmodalnya di Indonesia dan lebih memilih menginvestasikannya ke negara-negara yang lebih aman seperti Cina dan India. Sebagai konsekuensinya, mengurangi pencapaian actual growth dari nilai potential growth yang lebih tinggi. Berkurangnya nilai investasi ini diduga berasal dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan dari yang seharusnya. ini berdampak pada menurunnya growth yang dicapai. Studi didasarkan atas analisa fungsi produksi dimana growth adalah fungsi dari investasi.

  2. Korupsi Mengurangi Pengeluaran pada Bidang Pendidikan dan Kesehatan
    Akibat korupsi pendapatan pemerintah akan terpangkas bahkan lebih dari 50%, sebagai contoh kasus dugaan korupsi Presiden Soeharto yang tidak kunjung kelar yang di sinyalir menggelapkan uang negara sekitar 1,7 triliun. Agar pengeluaran pengeluaran pemerintah tidak defisit maka di lakukan pengurangan pengeluaran pemerintah.

  3. Korupsi mengurangi pengeluaran untuk biaya operasi dan perawatan dari infrastruktur

    Korupsi juga turut mengurangi anggaran pembiayaan untuk perawatan fasilitas umum.

  4. Korupsi menurunkan produktivitas dari investasi publik dan infrastruktur suatu negara

  5. Korupsi menurunkan pendapatan pajak


Sebagai contoh kasus Gayus Tambunan, seorang pegawai golongan 3A, yang menggelapkan pajak negara sekitar Rp 26 miliar. Dengan demikian pendapatan pemerintah dari sektor pendidikan akan berkurang Rp 26 miliar, itu hanya kasus gayus belum termasuk kasus makelar pajak lainnya.

  1. Korupsi menurunkan Foreign Direct Investment, dikarenakan efek korupsi yang sama dengan efek pajak.




BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan

Ditinjau dari sudut apapun, korupsi sama sekali tidak memberikan manfaat. Baik kepada perekonomian, maupun kepada sistem demokrasi politik yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara dalam masa transisi seperti Indonesia, baik dari sistem ekonomi (dari sistem ekonomi terpusat menuju sistem ekonomi yang lebih menganut pasar) maupun dari sistem politik dan demokrasi (pemerintahan yang otoriter ke pemerintahan yang demokratis), selalu mengalamii masalah korupsi yang luar biasa besar. Bahkan, saat ini sudah terbangun mitos di masyarakat bahwa korupsi hampir mustahil dapat dibasmi, karena ada anggapan bahwa korupsi telah menjadii kebudayaan bangsa Indonesia. Namun hal ini tidak bisa dijadikan justifikasi dan apologi untuk terus bersikap toleran dan permisif terhadap keberadaan korupsi.

Hasil penelitian Farah Dewi (Mahasiswa Pasca Sarjana UI, 2002) mengatakan jikalau Indonesia sanggup menekan tingkat korupsinya sampai serendah tlngkat korupsi di Jepang, maka dengan performa ekonomi seperti sekarang, Indonesia dapat mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 6.37% setahun. Lebih lanjut, jika Indonesia sanggup menekan tingkat korupsinya hingga serendah tingkat korupsi Singapura, maka Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 10.68% per tahun. Maka mutlak sudah, bahwa pemberantasan korupsi adatah bagian yang tak terpisahkan dart proses perbaikan ekonomi Indonesia. Karena berdasarkan analisa apapun, korupsi tidak mungkin ditolerir.

Tentu akan sangat membingungkan bila kita harus menyelesaikan semua kasus korupsi karena sangat banyaknya kasus konupsi di negeri ini. Oleh karena itu pemetaan korupsi dengan memberilcan prioritas menjadi penting. Tolak ukur yang paling penting adalah seberapa jauh korupsi tersebut berkaitan dengan kepentingan umum dan merugikan keuangan negara. Kita dapat menemukan suatu pola umum dari korupsi yang terjadi di Indonesia, namun bukan tidak mungkin setiap daerah dan setiap kasus memililki kekhususannya sendiri. Beberapa hal bisa dijadikan alasan bagi ttumbuhnya perbedaan-perbedaan ini seperti perbedaan sumber daya ekonomi (atau pendapatan), budaya, kondisi kelompok-kelompok sosial, yang kesemuanya mempengaruhi pola-pola korupsi dan upaya pemberantasannya. Yang pasli, kita harus segera bergerak menuntaskan serta melakukan perubahan.



  1. Saran

Pembangunan di Indonesia tidak boleh terkoyak hanya karena ulah okrnum yang tidak bertanggungjawab (walaupun esok mereka pasti akan mempertanggungjawabkan perbuatannya pada mahkamah tertinggi di akhirat) yang melakukan abuse of power. Oleh karena itu, ada beberapa hal teknis yang kami sarankan sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Indonesia, yakni:

Komitmen yang kuat dari para pemimpin adalah kunci, karenanya pada setiap proses pemilihan presiden atau pejabat apapun, agar dilakukan dengan fit proper test yang harus sangat memperhatikan Si moralitas, Pemerintah secara perlahan-lahan harus mulai mengurangi keterlibatan para aktivitas ekonomi. Mungkin sangat neoklasik, tapi itulah yang mesti dilakukan jika berkaca pada Finlandia dan negara lain yang mampu meng-nol-kan potensi korupsinya. Peran pemerintali selanjutnya adalah mei 'polisi pasar' atau menjadi 'wasit dunia usaha' yang memastikan aktivitas ekonomi berjalan lancar serta meminimalkan terjadinya kegagalan pasar.
Secara perlahan-lahan pemerintah harus mulai melakukan rasionalisasi pegawai dalam jumlah yang cukup siginifikan dan memastikan standar gaji yang bersaing dengan swasta. Akan tetapi, antisipasi akibat dan kebijakan pengurangan pegawai ini juga mesti disiapkan.
  1. Menghukum koruptor dengan hukuman yang seberat-beratnya. Mungkin Korea Selatan bisa dicontoh dalam hal ini;
  2. Memaksimalkan peran KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagal pengawas yang jujur dan auditor yang bersih dalam melakukan peran kontrol dan pengusutan atas segala macam dugaan korupsi;
  3. Secara bertahap dan berkelanjutan pemerintah harus mengupayakan terlaksananya aturan yang sudah diciptakan namun harus dilaksanakan. Yakni:
  • TAP MPR No. XIJMPRI1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.
  • UU No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.
  • UU no. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU anti Korupsi).
  • Komisi Pemberantasan Korupsi (Anti Corruption Coinmision).




Daftar Pustaka


Farah Dewi, Siti Nurfitriah. 2000 "Analisis Pengaruh Korupsi terhadap Pertumbuhan Investasi Domestil dan FDI" : Program Pasca Saijana UI. Depok


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse