Thursday 7 April 2011

CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA

Julian Cholse


A.   Pengantar

Karya ilmiah banyak ragamnya, misalnya ada yang berupa makalah skripsi, jurnal artikel buku-buku ilmiah. Setiap ragam sudah pasti memiliki ciri masing-masing. Dalam penulisan karya ilmiah terdapat beberapa unsur diantaranya persembahan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, tubuh karangan, kesimpulan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Di dalam makalah ini kami akan membahas dua unsur karya ilmiah yaitu catatan kaki dan daftar pustaka sebagai fokus makalah ini.
Catatan kaki merupakan catatan yang berada dibawah halaman atau pada akhir bab karangan ilmiah yang berisi sumber darimana kutipan tersebut diambil sehingga dapat dinyatakan kepada pembaca bahwa pengutip memperoleh informasi dari penulis atau pengarang tertentu dalam bukunya, yang berjudul demikian, diterbitkan oleh penerbit tertentu, kota tertentu, pada tahun tertentu, dan pada halaman sekian. Sedangkan daftar pustaka merupakan suatu daftar yang terperinci dan sistematis daripada sebuah karya ilmikah yang oleh penulisnya telah dipergunakan untuk menulis karangan ilmiah, baik dipergunakan secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam penulisan karya ilmiah sering terjadi kesalahan dalam penulisan khususnya penulisan catatan kaki dan daftar pustaka, oleh karena itu kami berharap makalah ini dapat menjadi suatu bahan referensi dalam pembuatan daftar pustaka sehingga kedepannya pembuatan catatan kaki dan daftar pustaka sesuai dengan kaidah kebahasaan yang telah ditetapkan.

B.   Catatan Kaki

Walaupun pada umumnya orang mengira bahwa catatan kaki hanya dipakai untuk menunjukkan sumber kutipan, tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Dalam hal ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut penggunaan catatan kaki.
Dalam teknik ilmiah dengan mempergunakan catatan kaki umpamanya terdapat dua variasi. Variasi pertama, ialah bahwa catatan kaki itu di taruh dalam halaman yang sama, sedangkan dalam variasi kedua, catatan kaki itu seluruhnya dikelompokkan dan ditaruh pada akhir sebuah bab.

a.       Fungsi catatan kaki

Catatan kaki mempunyai empat fungsi sebagai berikut:
1.      Kewajiban mencantumkan sumber dari mana kutipan tersebut diambil merupakan suatu hal yang penting untuk menyatakan penghargaan kepada penulis/ pengarang lain yang buah pikiran dalam bukunya yang telah kita pinjam (to make acknowledgments)
2.      Untuk menyatakan kepada pembaca bahwa pengutip memperoleh informasi dari pengarang tertentu, dalam bukunya yang berjudul demikian, diterbitkan oleh penerbit tertentu, di kota tertentu, pada tahun sekian, dan pada halaman sekian ( to cite the authority for statements in text).
3.      Merupakan catatan penjelasan yang memberikan keterangan tambahan yang sangat berguna, yang dirasa tidak layak bila dimasukkan dalam teks (to make incidental comments).
4.      Untuk menunjukkan bahwa suatu topik yang sedang dikemukakan itu juga dapat di baca pada sumber referensi lain (to makae cross reference). Uraian selanjutnya terutama berhubungan dengan fungsi yang kedua tersebut.

b.      Nomor Catatan Kaki

Pernyataan yang akan diberi catatan kaki harus diberi nomor pada akhir dari pernyataan tersebut. Nomor ini diketik agak ke atas (setengah garis). Pada bagian bawah halaman kemudian diberi catatan kaki yang diperlukan.
Dalam satu bab, nomor catatan kaki hendaknya urut. Kalau pada satu halaman terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka antara dua catatan kaki harus diberi dua garis tunggal. Antara catatan kaki dan teks harus dibubuhi sebuah garis sepanjang satu setengah inci. Jarak antara kalimat terakhir sebelum garis dan garis adalah satu garis ganda. Kalau catatan kaki lebih dari satu garis maka jarak antara baris yang satu dengan  yang lainnya satu garis tunggal.

c.       Catatan Kaki yang Panjang

Ada kalanya catatan kaki sangat panjang sehingga tidak dapat diselesaikan pada satu halaman. Dalam hal ini maka catatan kaki pada halaman itu harus dipotong dan dilanjutkan pada bagian kaki halaman berikutnya (kelanjutan dari catatan kaki ini juga harus dipisahkan dengan sebuah garis dari teks). Pemotongan catatan kaki ini diperlukan agar pembaca tahu catatan kaki  tersebut belum selesai.

d.      Catatan Kaki dari Suatu Tabel

Catatan kaki mengenai suatu tabel harus diketik dibawah tabel yang bersangkutan. Berbeda dengan catatan kaki yang lain, catatan kaki dari suatu tabel diketik dengan jarak satu garis tunggal dari tabelnya dan tidak memerlukan garis pemisah. Karena tabel memuat angka-angka maka nomor catatan kaki jangan memakai angka , sebagai gantinya dapat dipakai huruf kecil atau tanda-tanda (misalnya bintang, plus, dan lain-lain).

e.       Catatan Kaki Ganda

Kalau catatan kaki menyangkut lebih dari satu sumber kutipan, sumber-sumber kutipan tersebut dapat disebutkan dalam catatan kaki. Antara sumber satu dengan lainnya dipisahkan oleh tanda titik koma.

f.        Unsur catatan kaki
Untuk sumber kutipan terutama berwujud buku, unsur pokoknya terdiri dari :
1.      Nama pengarang/penulis buku.
2.      Judul buku/judul karangan.
3.      Data tentang penerbitan, yang mencakup kota, nama penerbit dan tahun penerbitan.
4.      Nomor halaman.

g.      Penggunaan Ibid., Op. cit., dan Loc. Cit.

Semua sumber kutipan yang baru muncul pertama kali harus ditulis secara lengkap, sedang untuk pemunculan berikutnya digunakan singkatan ibid., op. cit., atau loc. Cit.

Ibid. singkatan dari ibidem, digunakan  apabila segera sumber kutipan pertama diikuti dengan kutipan berikutnya yang sumbernya sama, tanpa diselingi dengan sumber kutipan lain.

Op. cit. singkatan dari opera citato, artinya dalam karya yang telah dikutip (dikutip terlebih dahulu). Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip (hanya halamannya yang berbeda), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

Loc. Cit. singkatan dari loco citato, artinya yaitu tempat yang pernah dikutip (tempat – halaman buku). Kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip (termasuk halamannya sama), tetapi telah diselingi dengan sumber kutipan lain.

h.      Contoh-contoh Catatan Kaki

1.      William H. Newman, Administrative Action (London: Prentice Hall,  Inc., 1963), p. 463
2.      Ibid.
3.      Ibid., p. 473.
4.      Panglaykim dan Hazil, Management : Suatu Pengantar (Jakarta: PT Pembangunan, 1969), hal. 55.
5.      Newman, loc. cit.
6.      Newman, op. cit., p. 581
7.      William H. Newman, The Process of Management (London: Prentice Hall, Inc., 1961), p. 261.
8.      Gunawan Adisaputro et al., Business Forecasting: Latar Belakang Teoritis, Vol. I (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1974), hal. 53.
9.      Newman, Administrave Action, op. cit., p. 590
10.  Newman, The Process of Management, loc. cit.
11.  Scientific Method in Business (College Parks: University of Maryland, 1973), p. 6.
12.  J.N.D. Anderson, ed., The World’s Religious (London: Inter-Versity Fellowship, 1950), p. 143
13.  Winardi (penyadur), Azas-azas Mangement (Bandung: Penerbit Alumni, 1979), hal. 71.
14.  William R. Shepherd, Historical Atlas, 8th ed. (New York: Barnes & Noble, 1956), p. 62.
15.  James D. Edward et al., Accounting: A Programmed Text, Vol. I (Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc., 1967), p. 29.
16.  Henry K. Blank, Art for Its Own Sake (Chicago: Nonpareil Press, 1910), p. 8.
17.  Elizabeth Cartright Penrose (Mrs. Markham), A History of France (London: John Murray, 1972), p.9.
18.  D.D. Hearn, Joel Burdin, and Lilian Katz, eds., Current, Research and Perpectives in Open Education (Washington, D.C.: American Association of Elementary Kindergarten-Nursery School Education, 1973), p. 89.
19.  Edward A. Krug, Curriculum Planning (New York: Harper & Row, 1950), p. 55. Dikutip dari Earl P. Kelly, “Education For What is Real” (New York: Harper & Row, 1947), p. 117.
20.  Peter Hagul, “Reliabilitas dan Validitas,” dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (penyunting), Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 87.
21.  Sutrisno Hadi, Efisensi Kerja, Jilid I dari Seri Kapita Selekta “Psikologi Kerja,” 5 jilid (Yogyakarta: [t. p.], [t. th.]), hal. 31-36.
22.  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Umum Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980), hal. 16.




1.      Kutipan dari Sumber yang Lain
a)      Surat Kabar
1)      News in Manila Times, January 6, 1978, Part II, p. 2.
2)      Tajuk Rencana Dalam Kompas [Jakarta], Senin, 24 Oktober 1983, No. 114, Tahun ke-19 hal. 4.
3)      “Upacara Besar Pemakaman Bekas Raja Pau,” Kompas [Jakrta], Rabu, 2 November 1983, No. 123, tahun ke-19, hal. 1, kol. 6-7.
4)      Wildan Yatim, “Pembangunan Nasional dan Perusakan Nasional,” Kompas [Jakarta], 7 September 1983, hal. 4, kol. 3-4.



Untuk kelengklapan isi makalah silahkan Download

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse