Thursday 7 June 2012

Ingat Kau Mahluk Sosial !!! Kau di Batasi, Kau Atasi !!!

Julian Cholse


Ilustrasi Posesif

Terkadang menjalani hidup tak segampang apa yang kita pernah fikirkan. Banyak ragam kemelut hidup yang tak pernah kita pertimbangakan sebagai variable. Semua hal dianggap sebagai faktor cateris paribus, tapi nyatanya menjadi terbaik bukan harus selalu baik, menjadi jahat atau tak terlalu baik terkadang bisa membuat kita menjadi yang terbaik dalam hidup di era premium ini.

Aku punya satu kisah, kisah kala aku menjadi terbaik dimata satu sementara dimata satu menjadi enemi bagi nya. Aku tak tau mengapa menjadi terbaik bahkan baik selalu ada yang menganggap hal itu tidak baik. Jika memang demikian adanya menjadi baik di kedua sisi mengapa orang mengatakan itu tidak baik? Akan dikatakan manusia pesilat lidah dan menjadi di benci dikedua sisi kelak.

Permulaan berawal karena hanya menjadi penasaran berteman dan karena memang manusia tak akan bisa menjadi berhasil dengan jerihnya sendiri karena itu aku selau bersama satu, dua, tiga orang dekat untuk menjalani hidup, apalagi aku sebatang kara di perantauan.

Untuk menjalin sesuatu yang membuat aku merasa bahagia aku membutuhkan apa yang disebut dengan kekuatan, yang akan kudapatkan kala bersama beberapa orang-orang yang kupercaya. Menceritakan kemelut hidup dalam indahnya suasana hati, menceritakan kemelut hidup dalam kelamnya hati. Semuanya menjadi terbagi dan bahagia menjadi timbul dalam hati.

Mungkin kau pula akan seperti aku, mengahrapkan senyum sapa dan hangat cinta dari sahabat, mengaharpkan beribu bintang yang bertaburan di langit untuk menemani malam-malam mu. Sebab mungkin tanpa itu kehidupan akan hampa. Walau ada mengatakan ketika kau punya satu kau akan bahagia tanpa siapa siapa lagi. Aku bisa berkata lain kali kau akan merasa kesepian ketika kau ada masalah dengan satu yang kau punya. Sakit kepalamu akan kamu tahan sendiri, sakit hatimu akan kamu tanggung sendiri dan semua akan membuat hidup seakan diujung jurang yang akan jatuh kedalam lembah kehidupan yang dalam.

Semuanya terkadang bisa dilakukan oleh kita memang, tapi ketika satu yang kita punya menjadi tak biasa dengan apa yang kita mau, apa yang kita lakukan? Ketika dia berkata tak perlu beribu bintang yang bertaburan dilangit, tak perlu seribu sahabat dengan senyum sapa dan hangat cintanya sebab dia telah ada di sisimu, apa yang kau lakukan? Jika aku demikian, mencoba menjelaskan adalah satu buah langkah yang baik, jika satu cara yang terbaik buntu dibuatnya bagiku senyum dan hangat cinta sahabat serta ribuan bintang di langit akan lebih berharga darinya, sebab aku tak akan tau sampai kapan bunga itu mekar, sampai kapan lampu itu tidak padam dan kehabisan minyak. Atau kalaupun bunga itu  layu apakah dia akan menyiramnya kembali sampai tiba saatnya? Ataukah dia mengisi minyak agar lampu itu tidak padam sampai matahari tiba? Sebab hidupku bukan terikat hanya pada seorang yang membatasai hidup menjadi bagianya seorang tanpa ada sisi lain dihadapanku.

Satu yang akan perlu kamu ingat, menerima seseorang seperti apa dia dan menerima keadaan sebenarnya dia adalah baik, tapi ketika dia tak mampu menjadi yang kau mau, dan dia tak mampu cobalah mencari alternatif lain dalam perjalanan itu. Koreksi apakah permintaanmu kepada dia adalah salah atau dia yang salah kemudian kau menentukan hidupmu setelahnya.

Memiliki itu boleh, tapi bukan berarti kau semena-mena dengan kehidupan pribadinya. Ingat walau kau adalah bagianya keterbukaan memang segalanya, tapi bukan berarti kehidupan pribadinya menjadi urusanmu semua, ada beberapa hal yang kau perlu tau dan beberapa yang kau tak perlu mengetahui itu. Sebab segala sesuatu telah dibuat sebagaimana mestinya.



++_- Julian-_++

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Julian Cholse